Bandar Lampung– Perekonomian Provinsi Lampung pada triwulan III 2024 menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan sebesar 4,81% (yoy), yang relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,80% (yoy), menurut rilis yang diterima media, Rabu (6/11/2024).
Secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan III 2024, berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK 2010), tercatat masing-masing sebesar Rp125,58 triliun dan Rp72,90 triliun.
Kekuatan perekonomian Lampung pada triwulan III 2024 didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah di tengah perlambatan kinerja investasi dan ekspor. Konsumsi rumah tangga, sebagai penopang utama perekonomian, tumbuh sebesar 4,95% (yoy), meningkat dari 4,69% (yoy) pada triwulan sebelumnya, seiring daya beli yang tetap terjaga.
Konsumsi pemerintah tercatat tumbuh 2,81% (yoy), meningkat dari 2,39% (yoy) pada triwulan sebelumnya, didorong oleh penyaluran bantuan sosial dan peningkatan belanja hibah dalam rangka persiapan pilkada.
Di sisi lain, investasi tumbuh positif sebesar 1,30% (yoy), meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 3,30% (yoy), akibat penurunan kinerja investasi bangunan seiring dengan perlambatan pada sektor Konstruksi.
Pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan III 2024 tertahan oleh perlambatan di sektor eksternal. Net ekspor pada triwulan III 2024 terkontraksi sebesar 42,41% (yoy), terutama karena penurunan ekspor antar daerah, meskipun ekspor luar negeri menunjukkan peningkatan. Ekspor non-migas Lampung tumbuh 25,52% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang mencapai 10,67% (yoy), didorong oleh permintaan kopi robusta dan batubara yang meningkat di pasar global.
Sementara itu, impor luar negeri melambat, dengan pertumbuhan sebesar 2,60% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 31,64% (yoy), seiring penurunan impor gula rafinasi.
Dari sisi lapangan usaha, peningkatan kinerja pada sektor Industri Pengolahan dan Perdagangan Besar dan Eceran (PBE) menjadi penopang utama perekonomian Lampung pada triwulan III 2024. Sektor Industri Pengolahan tumbuh 10,54% (yoy), meningkat dari 4,79% (yoy) pada triwulan sebelumnya, didorong oleh industri makanan dan minuman, termasuk produk pakan ternak dan olahan buah, yang memenuhi permintaan domestik dan ekspor.
Sektor PBE tumbuh 7,87% (yoy), naik dari 5,36% (yoy) pada triwulan sebelumnya, sebagian didorong oleh peningkatan penjualan kendaraan bermotor seiring kenaikan pendapatan petani, terutama di sektor perkebunan.
Sektor Transportasi & Pergudangan serta Konstruksi tetap tumbuh positif meski mengalami perlambatan.
Di sisi lain, perekonomian Lampung tertahan oleh perlambatan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, yang mengalami kontraksi sebesar 1,14% (yoy) pada triwulan III 2024, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,14% (yoy), akibat penurunan produksi tanaman pangan, terutama padi, setelah musim panen berakhir.
Bank Indonesia memandang prospek ekonomi Lampung yang membaik akan terus berlanjut dengan pemerintahan baru, meski masih menghadapi risiko sektor eksternal yang perlu diantisipasi. Untuk menjaga prospek pertumbuhan ke depan, diperlukan beberapa langkah strategis, yaitu: pertama, meningkatkan produktivitas hulu dan nilai tambah hilir sektor pertanian melalui penguatan hilirisasi berbasis tanaman pangan dan komoditas unggulan; kedua, mengeksplorasi sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui optimalisasi potensi pariwisata; dan ketiga, memperkuat net ekspor melalui diversifikasi produk setengah jadi dan jadi, meningkatkan daya saing komoditas unggulan, serta mendorong eksposur produk usaha kecil dan menengah ke pasar ekspor. (*/Rls)