Edward Syah Pernong, Memberikan Apresiasi Kepada Dua Perwira Polri Yang Menerima Penghargaan Dari Kemensos RI

Jakarta  - Brigadir Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Edward Syah Pernong, S.H., M.H. memberikan apresiasi dan ucapan selamat kepada AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya, S.I.K., M.SI dan Kompol Edi Qorinas, S.H,.MH, atas diraihnya penghargaan dari Menteri Sosial, atas respon cepat Polri atas penangan kasus kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur.  Senin (8/7).

Penyerahan penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Menteri Sosial Dr. Ir. Hj. Tri Rismaharini, M.T. kepada AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya, S.I.K., M.SI dan Kompol Edi Qorinas, S.H,.MH, atas peran penting sebagai kapolres dan kasat reskrim dalam respon cepat penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur, dikampung Negara Bumi Ilir, Kecamatan Anak Tuha, Kabupaten Lampung Tengah pada 2023 lalu.

" Semoga prestasi ini menjadi motivasi bagi kita semua dan berkomitmen dalam rangka menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat. Sehingga masyarakat merasa aman dalam menjalankan aktifitas di bumi Lampung. 

Disampaikan juga oleh PYM SPDB Pangeran Edward Syah Pernong, Sultan Sekala Brak yang dipertuan Ke-23, Kepaksian Pernong Lampung bahwa, apresiasi dari Menteri Sosial ini pertama berkaitan dengan kecepatannya, kedua penanganannya, ketiga recovery nya. Kemudian juga pada pemeriksaannya, lalu juga cara-cara pemeriksaannya. Karena pemeriksaan dalam kasus asusila inikan ada hal-hal lain yang memang harus diproteksi, itu dilaksanakan dalam pelaksanaannya. 

" Selain itu langkah kapolres untuk meredam gejolak, membuat situasi tidak menimbulkan suatu gejolak dalam masyarakat. Hal ini bagi menteri adalah hal yang luar biasa. Jadi ini bukan hanya masalah pengungkapannya saja, tapi hal-hal intrumen yang dilakukan oleh kapolres dalam pengungkapan itu yakni kecepatan atensi, proteksi, recovery. Kemudian sistem pembuktian mulai 

dari pengumpulan barang bukti, alat bukti, sampai kedalam hal-hal yang membuat hal ini layak diapresiasi," papar beliau.

Lebih lanjut dikatakan beliau bahwa, awal penangannya itu memang suatu kejadian yang ingin ditutupi karena peristiwa tersebut dianggap memalukan dan sudah terjadi untuk ke dua kalinya. Namun slentingan ini langsung ditangkap oleh polres karena berkaitan dengan 

anah dibawah umur, dan langsung dilakukan penelusuran, langsung membangun komukasi dengan 

Stakeholder , orang-orang yang bisa membujuk, dan juga ke balai perlindungan sehingga hal ini dapat meyakinkan korban bahwa tidak akan menjadi masalah, dan akan dilindungi.

" Setelah dimulai pengungkapannya dilakukan secara saintifik, baik dengan penyesuaian alibi, berdasarkan pada alat bukti maupun barang bukti - barang bukti sesuai dengan hasil dari laboratorium forensik, kemudian proteksi untuk gejolak- gejolak masyarakat dan juga melibatkan 

Stakeholder dan pemerintah daerah ini yang dilakukan oleh kapolres, dan hal ini yang di apresiasi oleh bu risma," ujarnya lagi.

Dan juga selama proses penanganan perkara, Unit PPA Polres Lamteng melakukan pendampingan 

kepada korban dan keluarga korban, serta meyakini bahwa kondisi Fisik maupun Psikis mereka selalu aman tanpa ada ancaman dari pihak manapun.

 Sehingga hal tersebut mendapat dukungan dan apresiasi dari Menteri Sosial Dr. Ir. Hj. Tri Rismaharini, M.T,

 LPAI (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia) dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Lampung Tengah. (Red)